Rabu, 29 Januari 2020

VAPE VS ROKOK, MANA YANG LEBIH BAHAYA YA?

Selain rokok tembakau, vape juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup anak-anak muda masa kini. Banyak yang mengira bahwa vape atau rokok elektrik adalah alternatif lebih aman dibandingkan
dengan rokok tembakau yang punya bahaya cukup jelas. Banyak juga yang membanding-bandingkan rokok vs vape tanpa tahu kandungan dan bahaya dari keduanya secara rinci.



Pengertian rokok vs vape
Rokok adalah tembakau yang telah dikeringkan dan dibungkus dengan kertas. Rokok mengandung sekitar 600 zat di dalamnya dan ketika dibakar ada lebih dari 7.000 bahan kimia yang dihasilkan. Setidaknya 69 bahan kimia ini diketahui bisa menyebabkan kanker dan beracun.

Sementara rokok elektrik, sering disebut juga vape, awalnya diciptakan di Cina pada tahun 2003 oleh seorang apoteker untuk mengurangi asap rokok. Awalnya, vape juga diciptakan dengan tujuan untuk membantu orang-orang berhenti merokok.
Vape terdiri dari sebuah baterai, sebuah cartridge yang berisi cairan, dan sebuah elemen pemanas yang dapat menghangatkan dan menguapkan cairan tersebut ke udara.

Produk ini mengandung nikotin, yaitu zat adiktif yang juga ditemukan dalam tembakau. Nikotin yang terdapat di dalam vape merupakan zat yang juga terdapat pada rokok tembakau.

Baik itu rokok maupun vape keduanya sama-sama dikonsumsi dengan cara dihirup. Membandingkan rokok vs vape bisa dilihat dari kandungan plus bahaya senyawa di dalamnya untuk kesehatan.

Perbedaan kandungan rokok vs vape
Rokok vs vape kerap disandingkan untuk dicari tahu mana yang lebih aman atau lebih bahaya dibandingkan yang lainnya. Namun, sebelum mengetahui aman atau tidaknya, Anda perlu tahu dulu kandungan rokok vs vape.

Berbagai kandungan rokok
Rokok dan asapnya mengandung berbagai bahan kimia berbahaya, di antaranya:

Asetaldehida
Senyawa ini banyak digunakan dalam lem dan menjadi senyawa penyebab kanker atau karsinogen.

Aseton
Aseton adalah senyawa yang biasa digunakan untuk menghapus cat kuku. Namun, paparan jangka panjangnya bisa merusak hati serta ginjal.

Arsenik
Arsenik adalah senyawa yang banyak ditemukan dalam racun tikus serta pestisida. Senyawa ini biasanya terkandung di dalam asap rokok.

Acrolein
Acrolein adalah bahan yang terkandung di dalam gas air mata. Senyawa ini bisa mengiritasi mata serta saluran pernapasan bagian atas. Selain itu, zat ini juga bersifat karsinogen.

Amonia
Amonia adalah senyawa yang menyebabkan asma dan meningkatkan tekanan darah. Amonia biasanya banyak digunakan dalam bahan pembersih.

Benzene
Benzene merupakan senyawa yang menurunkan jumlah sel darah merah dan membahayakan organ reproduksi seseorang.

Kadmium
Senyawa ini digunakan sebagai pelapis logam antikarat dan bahan pembuat baterai. Kadmium bisa merusak otak, ginjal, dan hati.

Kromium
Kromium bisa menyebabkan kanker paru-paru jika terpapar terlalu lama. Selain pada rokok, kromium biasanya digunakan dalam perawatan kayu, pengawet kayu, dan pelapis logam.

Formaldehyde
Formaldehyde adalah senyawa yang banyak digunakan dalam kayu lapis, papan serat, dan papan partikel. Namun paparannya bisa  menyebabkan kanker hidung, merusak sistem pencernaan, kulit, dan paru-paru.

Nitrosamines
Nitrosamines adalah senyawa yang bisa menyebabkan mutasi DNA dan beberapa di antaranya diketahui sebagai karsinogen.

Toluene
Toluene adalah bahan kimia yang banyak digunakan dalam pelarut termasuk pada cat. Toluene punya banyak efek merugikan yaitu membuat seseorang menjadi linglung, hilang ingatan, mual, lemah, dan lainnya.

Nikotin
Nikotin adalah senyawa yang membuat seseorang ingin terus merokok lagi dan lagi. Nikotin merupakan senyawa candu yang ada di dalam rokok. Di dalam tubuh, senyawa ini akan mencapai otak dalam waktu 15 detik setelah dihirup.

Selain di dalam rokok, senyawa yang satu ini juga ditemukan dalam insektisida. Nikotin adalah zat yang bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin. Jika membandingkan kadarnya yang ada di dalam vape vs rokok, kandungan nikotin di dalam rokok tembakau umumnya jauh lebih besar.

Tar
Tar adalah senyawa yang ketika asap rokok dihirup, 70 persennya akan tetap menempel di paru-paru dalam bentuk zat cokelat. Lama-lama, tar yang terkumpul di dalam paru bisa menyebabkan kanker.

Karbon monoksida
Karbon monoksida adalah gas beracun yang tidak memiliki bau atau rasa. Karbon monoksida disebut beracun karena orang bisa dengan mudah menghirupnya tanpa menyadarinya.

Selain itu, karbon monoksida juga sangat berbahaya karena bisa menurunkan fungsi otot dan jantung.

Berbagai kandungan vape
Cairan vape biasanya mengandung nikotin, propilen glikol, gliserin, perasa, dan bahan kimia lainnya. Namun, sama seperti rokok, asap vape atau aerosolnya mengandung zat-zat yang bahaya untuk kesehatan.

Uap yang keluar ini bukanlah uap air biasa. Namun, uap pada vape punya berbagai zat yang biasanya membuat ketagihan dan dapat menyebabkan penyakit paru, jantung, hingga kanker.

Adapun dilansir dari American Cancer Society, berbagai bahan yang umumnya terkandung dalam vape dan juga asapnya yaitu:

Nikotin
Hampir semua vape mengandung nikotin. Sama seperti pada rokok, nikotin sangatlah candu hingga keinginan untuk mengonsumsinya sulit dikendalikan.

Nikotin bisa merusak perkembangan otak remaja. Jika dikonsumsi selama kehamilan, nikotin juga bisa menyebabkan kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah.

Kandungan nikotin dalam rokok elektronik sangat bervariasi tergantung produk. Ada yang banyaknya hampir menyerupai rokok tembakau, ada juga yang lebih rendah. Namun yang jelas, cara penggunaan vape juga memengaruhi seberapa banyak nikotin yang dikonsumsi.

Orang yang menggunakan vape juga berisiko mengalami ketergantungan. Ini karena tabung dengan tegangan tinggi pada vape dapat mengalirkan nikotin dalam jumlah besar ke dalam tubuh.

Sayangnya, menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh Truth Initiative, hanya sekitar 37 persen remaja dan dewasa yang tahu bahwa vape mengandung nikotin.

Volatile organic compounds  (VOC)
Volatile organic compounds adalah senyawa organik yang mudah menguap contohnya propilen glikol. Propilen glikol adalah zat yang biasanya digunakan untuk menghasilkan kabut pada panggung.

Pada tingkat tertentu, VOC bisa menyebabkan iritasi mata, hidung, paru-paru, dan tenggorokan. Selain itu, VOC juga bisa menyebabkan sakit kepala, mual, dan berpotensi merusak hati, ginjal, serta sistem saraf.

Bahan kimia perasa
Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa rasa-rasa pada vape mengandung bahan kimia yang disebut dengan diacetyl. Diacetyl merupakan senyawa yang kerap dikaitkan dengan penyakit paru serius yaitu bronchiolitis obliterans atau paru-paru popcorn.

Formaldehyde
Formaldehyde adalah zat penyebab kanker yang bisa terbentuk ketika cairan vape terlalu panas. Senyawa ini biasanya banyak digunakan dalam kayu lapis, papan serat, dan papan artikel. Senyawa ini berisiko menyebabkan kanker hidung, merusak sistem pencernaan, kulit, dan paru-paru.

Akan tetapi, sulit untuk mengetahui secara pasti apa saja bahan kimia yang ada di dalam rokok elektrik. Pasalnya sebagian besar produk kerap tidak mencantumkan semua zat yang ada di dalamnya.

Vape vs rokok, mana yang lebih aman?
Perbedaan utama antara vape vs rokok tradisional adalah pada tembakaunya. Hanya rokok tradisionallah yang mengandung tembakau, vape umumnya tidak. Namun, bukan berarti hal ini jadi tolak ukur bahwa rokok lebih bahaya dan vape atau rokok elektrik lebih aman.

Ini karena bukan hanya tembakau yang menyebabkan kanker dan penyakit serius lainnya. Ada banyak sekali kandungan di dalam vape maupun rokok yang punya efek negatif untuk kesehatan.

Rokok tradisional mengandung daftar bahan kimia yang terbukti berbahaya dan vape memiliki beberapa bahan kimia yang sama. Oleh karena itu, bahaya vape atau rokok elektrik tetap ada dan patut dirisaukan.

Kanker paru-paru, emfisema, penyakit jantung, dan penyakit serius lainnya umumnya berkembang setelah seseorang mengonsumsi rokok selama bertahun-tahun.

Sementara itu, berdasar laporan dari Centers for Disease for Control and Prevention menemukan bukti bahwa vape bisa menyebabkan kejang dan kerusakan paru serius hanya setelah satu tahun mengonsumsinya atau mungkin kurang. Bukti ini didapat dari sekitar 200 pasien yang dirawat di rumah sakit akibat kerusakan paru karena vaping.

Banyak senyawa berbahaya ditemukan dalam vape
Sejak tahun 2009, Food and Drugs Administration (BPOM Amerika Serikat) menunjukkan bahwa vape mengandung karsinogen dan bahan kimia beracun.

Bukti lain menunjukkan juga bahwa ada beberapa produk vape yang mengandung formaldehyde. Formaldehyde adalah bahan kimia yang diketahui dapat menyebabkan kanker pada manusia. Dalam beberapa merek, kandungan senyawa ini melebihi jumlah maksimal yang direkomendasikan untuk manusia.

Di tahun 2017, penelitian yang diterbitkan pada Public Library of Science Journal juga menunjukkan bahwa kadar benzene terdapat dalam uap beberapa merek vape.

Menurut dr. Nauki Kunugita, seorang peneliti dari National Institute of Public Health di Jepang, dalam salah satu rokok elektrik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa.

Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan menjelaskan dalam siaran persnya bahwa larutan nikotin yang terdapat pada rokok elektrik memiliki komposisi yang berbeda-beda dan secara umum ada 4 jenis campuran. Namun semua jenis campuran mengandung nikotin, propilen glikol.

Tak hanya rokoknya yang berbahaya, uap yang terhirup dapat menimbulkan serangan asma, sesak napas, dan batuk. Rokok ini juga berbahaya untuk penderita pneumonia, gagal jantung, disorientasi, kejang, hipotensi, sampai luka bakar akibat meledaknya rokok elektrik dalam mulut.

Jadi, apakah vape lebih aman daripada rokok biasa?
Hingga saat ini tidak ada fakta yang membuktikan bahwa bahaya atau dampak vape lebih rendah dibandingkan dengan rokok. Seperti yang dilansir dari cnnindonesia.com, berbagai studi telah melakukan penelitian terhadap rokok elektrik dan hasil dari penelitian tersebut adalah:

Rokok elektrik ini diklaim mengandung zat berbahaya seperti Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA), Diethylene Glycol (DEG) dan karbon monoksida.
Penggunaan rokok elektrik dalam jangka panjang bisa meningkatkan kadar plasma nikotin secara signifikan setelah lima menit penggunaannya.
Rokok ini juga meningkatkan kadar plasma karbon monoksida dan frekuensi nadi secara signifikan yang dapat mengganggu kesehatan.
Memiliki efek akut pada paru seperti pada rokok tembakau, yaitu kadar nitrit oksida udara ekshalasi menurun secara signifikan dan tahanan jalan napas meningkat signifikan.
Bahkan, bahaya vape atau rokok elektrik juga termasuk dapat mendorong budaya merokok pada anak-anak. Pernyataan ini seperti yang diterangkan oleh Jessica, pemimpin studi dari University of Southern California, Amerika Serikat.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi peringatan kepada seluruh negara di dunia untuk melarang anak-anak, ibu hamil, dan wanita usia produktif untuk mengisap rokok elektrik.

Oleh karenanya, vape atau rokok tembakau sama-sama punya bahaya yang tak bisa diabaikan. Akan jauh lebih baik jika Anda menjauhi vape dan rokok tembakau demi kesehatan yang lebih baik.

1 komentar:

Konser Kebhinekaan Suluh Nusantara